MERAPUH

Lipatan waktu melebur narasi

Kejut tawa berbau muram kelam

Purnama bias cahaya temaram semakin mengabur

Lembayung melambai lunglai mengerut asa

Jalan menikung tertabur duri merambat merapat

Telungkup raga tengadah punggung senyuman

Membayang….senyap…..hilang……

J-UNI

"DIA"

Dia.....
Ayah pasti tahu siapa dia
Sososk perempuan mengagumkan setelah ibu

Dia......
Ibu pasti tahu bagaimana dia
Sosok perempuan tangguh setelah ayah

Dia......
Adik pasti tahu seperti apa dia
Sosok perempuan sekuat ibu dan setegas ayah

Dia.......
Aku sangat tahu dia
Sosok perempuan serupa buku-buku nutrisi nalarku

Dia......
Kami begitu tahu siapa dia, bagaimana dia, dan seperti apa dia
Sososk perempuan bak cemara yang meneduhkan  kala sengat merayapi kulit ari

Dia........
Kakak perempuanku

Di sudut malam, 12 Februari 2014

J-UNI

PUSARAN HIDUP

Ini kisah dalam pusaran
Taktenggelam juga takterapung
Ambing nalar memecah rasa
Sesak bercampur tangis
Teriak kencang mengepul pasrah
Ini riak tumpah tehambur
Berdarah luka menjerit pelan
Menganga lebar hanya diam
Ini kisah dalam pusaran hidup
Bergelombang jalan......beraspal sekam
Tawa hambar semakin rapuh

Ini kisah dalam pusaran hidup

Dalam sebuah perjalanan, 11 Februari 2014

J-UNI

RAHASIA

Kutatap kau diam-diam tanpa sengaja

Berharap seekor semutpun tak jeli tahu

Senyum tanpa sadar terus mengalir pada bibir hatiku

Berharap angin takmemberi nada kekaguman pada sosokmu

Lembar kertas dan pena ini, cukup mereka kupaksa membisu

Di naunganku, 07 Februari 2014

J-UNI

GURAT RINDU

 Gurat-gurat rindu begitu terlukis jelas pada senyum tipismu detik itu

Tak ada mata yang beradu

Hanya kata yang menyaling

Tak ada tanya tentang hujan kemarin

Atau tentang rindu yang tersimpan rapat di sakuku

Tapi kata terus mengalun

Sayang….

Senja merapat terlalu cepat

Senyum rembulan menjadi tanda batas jumpa

Senja pekan kemarin

Di naunganku, 07 Februari 2014

J-UNI

MAWAR MALANG

          

           Ibu sontak teriak histeris saat bunga mawar kesayangannya taklagi tertata rapi di halaman.

      “Mama kenapa?” Tanya Riza yang usianya baru ima tahun menghmpiri ibunya sembari membawa sebilah bamboo dengan menggenggam setangkai mawar.      

Di naunganku, 07 Februari 2014

J-UNI

TAKDIR

Ini takdir punya kuasa

Asa sekadar peramai jalan

Tuhan serupa kompas

Pengarah jalur segala penjuru

Ini takdir pemilih muara

Doa sekadar bunga penghias ingin

Beradu, menjalin, merantai narasi hidup

Takdir adalah pemilih

Berwajah abstrak namun nyata

Membias prisma, memantu pasti

Di naunganku, 07 Februari 2014

J-UNI