"Bahasa bukanlah perpanjangan pikiran.....
Bahasa merupakan medium untuk memproyeksikan gagasan abstrak menjadi sebuah kenyataan"

JOHN DEWEY

Senin, 31 Maret 2014

SEBELUM PELANGI BERANJAK PERGI


Ada bola mata berbinar terang di sudut sana yang mengintipmu diam-diam di sela-sela jamari tangannya sembari memunajatkan namamu perkata saat malam mulai merayapi raga-raga yang menagih janji pada langit dan pada saat subuh mulai berselimut bulir-bulir embun, apa kau tahu? Kurasa tidak.
         
Dan kuberi tahu padamu, hari ini dia juga berharap hujan kembali mengetuk-ngetuk riuh atap kamarnya, agar dia kembali bisa menaruh satu-satu harapannya tentangmu pada tiap warna warni pelangi yang menyusul bertamu saat hujan mericik yang terakhir.

Maka apa yang bisa kau lakukan setelah ini kuberi tahu? Hanya diam dan mengatup hati? Atau hanya membilang hari dengan jemari menguncup? Atau hanya menunggu menahun sampai nisannya bertumbuh ilalang?

Katakanlah sesuatu sebelum pelangi benar-benar beranjak pergi…….


 J-UNI

Kamis, 27 Maret 2014

MELEPAS PERGI

Malam semakin larut, semua raga kini tengah asyik membingkai mimpi satu-satu. Di luar sana sesekali kokok ayam jantan sterdengar beradu dengan sepoi angin. Lalu bagaimana denganmu, apakah bunga tidur sudah meracuni ragamu, hingga hanya lunglai menggeletak pasrah di bawah langit-langit kamarmu?. Sesekali bertanyalah padaku, apakah malam ini bingkai mimpiku juga akan berhias bunga tidur atau aku hanya diam menatap layar komputer yang berlukiskan fatamorgana. Ah......sayangnya, aku bercerita hanya pada malam kosong lagi hening. 

Tapi.....bagaimana tentang kepergianmu, tak adakah sepucuk surat atau sebait puisi yang kau letakkan dalam sebuah kotak pensil untukku? 

Sudahlah....ini hanya kiasan gimik tentang hati. Tak perlu kau jawab, tersenyumpun itu sudah lebih dari cukup.


J-UNI.

LARUNG PERAHU


Kau serupa perahu yang kularungkan menjelajah
Jauh......meliuki lipatan ombak menggulung
Tapi ingat, dermagaku adalah tempat berlabuhmu kelak, ya....jika kau kembali
Karena aku menunggu........

J-UNI

Selasa, 25 Maret 2014

HUJAN BULAN JUNI



“tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan Juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu

tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan Juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu

tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan Juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu”




Senin, 24 Maret 2014

APA KABAR HATI?



Seketika hujan henti mericik berganti sepoi angin beradu nada pelan
Retinaku nanar spontan mengawang melayang menatap atap bumi gusar
Kutelisik tiap inci lipatan hati dengan tanya mencecar jawab harap

Apa kabar hati?
Masihkah dia menyimpan janji pada sendu rinainya hujan yang mericik beberapa saat yang lalu?
Atau mungkin sudah meresapi pori-pori tanah yang masih basah yang esok mungkin akan mengering karena terik?

Apa kabar hati?
Masikah baginya hujan juga pertanda ada rindu disetiap detik riciknya yang yang gemulai?
Ataukah hujan hanya air tumpahan dari langit yang mengakukan raga dan mengular dibalik selimut?


Ah hati…..masihkah namaku bertengger rapih di pucuk pohon berbunga itu?
Ataukah sudah tersapu hujan dan guliran waktu?

Entahlah…..


J-UNI