Seketika
hujan henti mericik berganti sepoi angin beradu nada pelan
Retinaku
nanar spontan mengawang melayang menatap atap bumi gusar
Kutelisik
tiap inci lipatan hati dengan tanya mencecar jawab harap
Apa kabar hati?
Masihkah dia menyimpan janji pada sendu rinainya hujan yang mericik beberapa saat yang lalu?
Atau mungkin sudah meresapi pori-pori tanah yang masih basah yang esok mungkin akan mengering karena terik?
Apa kabar hati?
Masikah baginya hujan juga pertanda ada rindu disetiap detik riciknya yang yang gemulai?
Ataukah hujan hanya air tumpahan dari langit yang mengakukan raga dan mengular dibalik selimut?
Ah
hati…..masihkah namaku bertengger rapih di pucuk pohon berbunga itu?
Ataukah
sudah tersapu hujan dan guliran waktu?
Entahlah…..
J-UNI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar